I.
Pendahuluan
a. Latar
Belakang
Sebagai pengguna sosial
media, kita pasti akan berhubungan atau berkomunikasi dengan orang yang dikenal
maupun tidak dikenal melalui suatu media, entah itu facebook, twitter, yahoo
messanger, atau yang lain. Dan juga aka nada hambatan psikologi dalam suatu
hubungan inter atau personal.
Berkomunikasi lewat
sosial media tentu ada dampak negatifnya, sudah disinggung pada tulisan
sebelumnya, bahwa di internet tidak sedikit yang menggunakan identitas palsu,
seperti memakai foto atau nama palsu, itu menyebabkan perilaku negatif pada
hubungan interpersonal. Agar kita dapat lebih waspada pada saat berkomunikasi
dengan orang baru, maka akan lebih baik jika kita sebagai pengguna internet
mengetahui dan paham betul tentang dampak negatif atau modus-modus yang
biasanya dilakukan dan berdampak negatif
b. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu ketertarikan interpersonal dalam internet?
2. Apa
saja hambatan psikologi dalam interpersonal one-relation?
3. Apa
saja perilaku negatif dalam interpersonal one-relation?
c. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu ketertarikan interpersonal dalam internet.
2. Untuk
mengetahui apa saja hambatan psikologi dalam interpersonal one relation.
3. Untuk
mengetahui apa saja perilaku negatif dalam interpersonal one relation.
II.
Analisa dan Pembahasan
A.
Psikologi ketertarikan interpersonal
dalam internet
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Internet sangat
dibutuhkan semua orang di zaman yang sudah serba modern ini. Internet mampu
melayani surat menyurat secara elektronis (e-mail)
yang hanya memerlukan waktu beberapa detik untuk menjangkau jarak ratusan
kilometer, jauh lebih cepat dan murah daripada surat pos biasa. Interner juga menyediakan
media untuk berkomunikasi secara langsung (realtime)
melalui teks dan fasilitas chatting,
bahkan sebagian layanan memungkinkan komunikasi suara (voice) di ruang chatting
(chat room). Beberapa layanan di
internet juga menyediakan fasilitas telepon melalui internet, yaitu yang
dikenal dengan istilah VOIP (Voice Over
Internet Protocol).
Maka dari itu semakin
lama internet semakin membantu dalam hubungan interpersonal.
B.
Hambatan psikologi dalam interpersonal
online-relation
Hambatan yang mungkin
terjadi dalam interpersonal online-relation, di antaranya adalah:
-
Identitas palsu
Kapasitas dunia internet yang selalu
bertambah dengan berbagai macam sosial media mengakibatkan banyaknya identitas
palsu. Tentunya karena adanya identitas palsu menuntut kewasadaan tinggi para
pengguna internet agar tidak mudah percaya dengan teman yang baru kenal lewat
internet.
-
Kurang terjaminnya komitmen
Setiap hubungan dibutuhkan adanya
komitmen yang disetujui oleh kedua belah pihak, dan komitmen bersifat mengikat.
Di dalam dunia maya seseorang bisa saja berjanji dan setelah berjanji dia
menghilang begitu saja, seperti contohnya jual beli online, pembeli sudah
sepakat dengan penjual dan pembeli sudah mentransfer biayanya, namun setelah
itu penjual menghilang begitu saja, begitu juga bisa sebaliknya.
C.
Perilaku negatif dalam interpersonal
online-relation
Perilaku negatif dalam
interpersonal online-relation yang biasanya dilakukan orang di antaranya
adalah:
-
Cyber cheating
Cyber cheating atau perselingkuhan
hampir sering terjadi di internet. Misalnya, seseorang yang sudah mempunyai
pasangan, tapi dalam sosial media mengaku jika dia belum mempunyai pasangan,
sehingga terjadilah perselingkuhan dengan teman yang berada di sosial medianya.
-
Cyber Flirting
Cyber flirting atau merayu juga
seringkali terjadi dalam media sosial. Cyber flirting sudah merupakan sesuatu
yang biasa di jejaring sosial, namun yang menjadi perilaku negatifnya adalah
merayu secara berlebihan dan menggunakan kata-kata tidak sopan, apalagi jika
merayu seseorang yang sudah mempunyai pasangan, maka semakin terjadilah
perilaku negatif di internet.
III.
Kesimpulan
Kesimpulannya, di
internet kita harus benar-benar mengenali siapa yang sedang berkomunikasi
dengan kita, dan jangan terpengaruh hanya karena rayuan saja. Karena bentuk
kejahatan dalam modus apapun banyak terjadi di sekitar kita.
IV.
Referensi
Robbins, Stephen P. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba
No comments:
Post a Comment