Thursday, January 8, 2015

Komunikasi, Pelatihan dan Pengembangan

Komunikasi dalam Manajemen
A.    Definisi Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communication yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Berikut ini merupakan definisi dari komunikasi menurut beberapa ahli:
·           Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa. – Laswell
·           Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol. – Theodorson dan Thedorson
·           Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain. – Edwin Emery
·           Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu. – Charles H. Cooley

B.     Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan. Proses komunikasi juga dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan.informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.
Dalam aplikasinya, langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut:
1.      Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator.
2.      Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan menjadi lambing-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
3.      Langkah ketiga, pesan yang telah di encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai dengan karakteristik lambing-lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
4.      Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
5.      Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.

C.    Hambatan Komunikasi
Komunikasi yang efektif menjadi harapan semua orang yang berkomunikasi. Berikut ini merupakan hambatan dalam berkomunikasi:
1.      Pesan yang diterima tidak dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
2.      Pesan yang disetujui oleh penerima tidak ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminta oleh pengirim.

D.    Definisi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal disertai ungkapan-ungkapan nonverbal dan dilakukan secara lisan. Cara tertulis diambil sejauh diperlukan, misalnya dalam bentuk memo, surat, atau catatan.
Komunikasi interpersonal dengan masing-masing orang berbeda tingkat kedalaman komunikasinya, tingkat intensifnya, dan tingkat ekstensifnya. Komunikasi interpersonal antara dua orang kenalan tentu berbeda dengan komunikasi interpersonal antar sahabat atau kekasih. Berkat komunikasi itu merka yang terlibat dapat semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi interpersonal, seseorang kenalan pada akhirnya menjadi sahabat.

Pelatihan dan Pengembangan
A.    Definisi Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang lebih menekankan praktik daripada teori yang dilakukan seseorang atau sekelompok dengan menggunakan pendekatan berbagai pembelajaran dan bertujuan meningkatkan kemampuan dalam satu atau beberapa jenis keterampilan tertentu.
Pelatihan juga dapat dikatakan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupu perubahan sikap seorang individu. Pelatihan berkenaan dengan perolehan keahlian-keahlian atau pengetahuan tertentu.

B.     Tujuan dan Sasaran Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kinerja, dan perilaku individu, kelompok, maupun organisasi. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan harus dirancang sedemikian rupa agar benar-benar memberikan manfaat sesuai dengan tujuan pelaksanaannya.
Tujuan pelatihan yaitu agar peserta pelatihan baik kelompok atau organisasi maupun perseorangan dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dilatihkan dalam program pelatihan sehingga dapat diaplikasikan baik untuk jangka waktu pendek maupun jangka waktu yang lama.
Tujuan pelatihan bisa juga suatu pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta pelatihan ketika pelatihan telah selesai.
Pada saat ini, umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standar kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu kompetensi tertentu. Jadi, pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan secara konseptual  untuk mengubah sikap pegawai terghadap pekerjaan.

C.    Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan
Perkembangan dan pelatihan merupakan dua konsep yang sama, yaitu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, sedangkan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.

D.    Faktor Psikologi dalam Pelatihan dan Pengembangan
Salah satu cabang dari ilmu Psikologi yang membahas tentang perusahaan adalah Psikologi Industri dan Organisasi, PIO sangat berperan penting pada bagian-bagian pengembangan sumber daya manusia, seperti rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan, dan pengembangan. PIO juga berperan penting pada desain struktur organisasi dan desain pekerjaan. Faktor-faktor psikologis juga dapat mempengaruhi seseorang dalam bekerja.
E.     Teknik dan Metode Pelatihan
Teknik pelatihan dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seorang trainer dalam mengimplementasikan suatu metode pelatihan secara spesifik.
Di bawah ini beberapa teknik yang lazim digunakan dalam suatu pelatihan:
1.      Teknik on The Job Training
Teknik on the job training yaitu melatih peserta pelatihan untuk mempelajari suatu materi pelatihan/pekerjaan sambil mengerjakannya/mempraktikannya. Atau bisa juga disebut pelatihan yang dilakukan pekerjaan/aktivitas dari peserta pelatihan itu sendiri. Teknik on the job training merupakan pelatihan yang menggunakan situasi dalam pekerjaan.
Di sini peserta pelatihan diberi pelatihan tentang pekerjaan/materi baru dengan supervise/coaching langsung dari seorang trainer yang berpengalaman (biasanya trainer dari lingkungan sendiri atau didatangkan dari luar). Teknik on the job training ini dapat digunakan pada metode praktik dan metode latihan.
Kelebihan teknik on the job training
-          Relatif tidak mahal.
-          Berlatih sambil berproduksi atau menghasilkan sesuatu.
-          Tidak dibutuhkan tempat pelatihan khusus.
-          Mendapatkan umpan balik yang cepat.
Kekurangan teknik on the job training
-          Trainer yang dipakai, harus orang yang tepat.
2.      Teknik off The Job Training
Teknik off the job training adalah teknik pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan/aktivitas peserta pelatihan. Dipergunakan apabila banyak peserta pelatihan yang harus dilatih dengan cepat dan secara bersama-sama. Teknik off the job training ini dapat digunakan pada metode ceramah, metode presentasi, metode role playing (bermain peran), metode kasus, dan metode simulasi.
Kelebihan teknik off the job training
-          Biaya pelatihan tidak mahal, karena berkelompok.
-          Membuat wawasan baru.
-          Pemisah waktu pelatihan dan waktu bekerja peserta pelatihan.
Kekurangan teknik off the job training
-          Teknik off the job training bersifat teoritis.
-          Kecocokan tipe pelatihan yang kurang dengan kebutuhan yang ada.
3.      Teknik Fasilitasi
Fasilitasi memiliki makna “membuat sesuatu/semua menjadi mudah” atau “membuat lebih mudah atau tidak terlalu sulit”. Teknik fasilitasi dalam pelatihan adalah suatu teknik dimana terjadi proses sadar dan sepenuh hati seorang trainer membantu peserta pelatihan dalam meraih tujuan pelatihan dengan taat pada nilai-nilai dasar dan peraturan yang disepakati dalam proses pelatihan tersebut.
Dalam proses pelatihan yang menggunakan teknik fasilitasi dibutuhkan orang yang berperan mengelola pelatihan yang disebut dengan “fasilitator”. Seorang fasilitator dalam teknik fasilitasi adalah orang yang membuat kerja peserta pelatihan menjadi lebih mudah karena kemampuannya dalam menstrukturkan dan memandu partisipasi para peserta pelatihan.
Seorang fasilitator mempunyai tugas utama membantu peserta pelatihan meningkatkan efektivitasnya dengan cara menyempurnakan proses dan struktur yang terjadi pada proses pelatihan. Proses artinya bagaimana peserta pelatihan bekerjasama. Termasuk di dalamnya bagaimana masing-masing peserta pelatihan berinteraksi satu sama lain, bagaimana mereka mengidentifikasi dan memecahkan persoalan, bagaimana mereka membuat keputusan-keputusan, dan bagaimana mereka menangani konflik. Struktur maksudnya bagaimana proses interaksi antar peserta pelatihan itu berlangsung.

Untuk melaksanakan semua itu, seorang fasilitator perlu memiliki pengetahuan dasar mengenai beberapa hal yang berkaitan erat dengan proses dan struktur yang terjadi dalam pelatihan. Peserta pelatihan berinteraksi dan saling belajar, maka seorang fasilitator perlu tahu tentang teori belajar dalam pelatihan, pendekatan pelatihan, metode-metode dalam pelatihan, dan mengelola dinamika peserta pelatihan. Seorang fasilitator juga perlu tahu kiat agar peserta pelatihan yang difasilitasinya terus mengikuti proses pelatihan dengan penuh semangat dan bergairah, maka ia pun perlu tahu bagaimana mengelola kreativitas dalam suatu proses pelatihan.


Sumber:
Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar teori dan manajemen komunikasi. Jakarta: Medpress.
Hardjana, Agus M. (2003). Komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Yogyakarta: KANISIUS.
Santoso, Budi. (2009). Skema dan mekanisme pelatihan. Jakarta: TERANGI.