Sunday, July 6, 2014

Perubahan Diri



Contoh kasus tentang perilaku dari diri saya yang ingin saya ubah adalah sifat saya yang malas untuk bangun pagi. Ada beberapa hal atau tahap untuk mengubah diri saya ini.
Pertama adalah meningkatkan control diri, caranya adalah dengan mengendalikan diri sebagai perilaku yang dipelajari. Saya harus bisa mengendalikan diri saya agar bisa bangun pagi dan mengetahui konsekuensi apa yang akan saya dapatkan  jika saya malas bangun pagi, banyak konsekuensi yang muncul apabila malas bangun pagi, misalnya saya akan terlambat kuliah, apabila saya sudah terlambat kuliah maka saya akan ketinggalan  mata kuliah dan ilmunya, dan itu akan membuat saya rugi. Maka dari itu saya sangat ingin mengubah perilaku saya yang satu ini.
Kedua adalah menetapkan tujuan, menetapkan tujuan terdiri dari mendefinisikan perilaku sasaran dan menetapkan tujuan yang dapat dicapai. Pertama, mendefinisikan perilaku sasaran, saya harus menargetkan perilaku yang menjadi sasaran saya, yaitu tidak malas bangun pagi. Dan yang kedua, menetapkan tujuan yang dapat dicapai, maka saya harus membuat program  perbaikan untuk diri saya agar saya tidak malas bangun pagi dengan tujuan agar saya tidak terlambat dalam menjalani aktifitas.
Ketiga adalah pencatatan perilaku, dengan cara measure of the duration or amount of time invested in the behavior (mengukur durasi atau waktu ketika melakukan sesuatu), yang membuat saya malas bangun pagi mungkin dikarenakan saya yang merasa kurang jam tidunya, maka dari itu saya harus dapat mengatur waktu tidur dan watu bangun tidur saya agar saya tidak merasa malas bangun pagi.
Keempat adalah menyaring antiseden perilaku, karena saya ingin menghilangkan perilaku saya yang malas bangun pagi, maka saya harus mengurangi antisenden tersebut.
Kelima adalah menyusun konsekuensi yang efektif, seperti yang sudah saya sebutkan di atas, hal yang membuat saya malas bangun pagi kemungkinan besar karena pada malamnya saya tidur terlalu larut sehingga hanya tidur sebentar, dan konsekuensi yang akan saya dapatkan adalah terlambat solat subuh, dan terlambat kuliah. Maka dibutuhkan reinforcers, ada reinforcers positif dan reinforcers negatif. Reinforcer positif adalah yang memperkuat perilaku  yang diberikan langsung, jika saya tidak malas bangun pagi, dan reinforce negatif terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan, apabila saya malas bangun pagi maka akibatnya saya akan terlambat kuliah dan jika terlambat kuliah saya akan merasa panic dan cemas. Cemas adalah stimulus yang tidak menyenangkan.
Keenam adalah perencanaan yang efektif. Agar saya dapat berhasil dan lancer mengubah perilaku yang ingin saya hilangkan tersebut maka saya juga harus konsisten dengan segala rencana yang sudah saya susul di awal.
Ketujuh adalah evaluasi. Jika saya melakukan  rencana saya dengan sungguh-sungguh dan usaha yang cukup maka saya akan mendapatkan hasil yang saya inginkan, sebaliknya, jika saya malas melakukan rencana yang saya inginkan maka perubahan dalam diri saya itu tidak akan terwujud, dan tidak ada perubahan.

Wednesday, July 2, 2014

Cinta dan Kasih Sayang



Saya mendatangi sepasang suami istri untuk melakukan wawancara tentang keharmonisan dan pernikahan mereka. Sepasang suami dan istri yang saya wawancarai sudah menjalani pernikahan selama 20 tahun, suaminya bekerja di PT KAI dan istrinya bekerja sebagai guru di salah satu SMA Negeri di Bandung, mereka memiliki 3 anak, anak pertama masih kuliah, kedua masih SMA dan yang terakhir masih SD. Pada saat itu saya menanyakan dua pertanyaan kepada mereka. Pertanyaannya adalah:
1.      Jika ada konflik, bagaimana cara menyikapi dan menyelesaikan konflik tersebut?
2.      Apa tips-tips agar hubungan pernikahannya tetap harmonis?
Jawabannya:
1.      Jika ada konflik, kami menyikapinya dengan kepala dingin, tidak langsung emosi, karena emosi tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan memperburuk suasana. Jika masih sama-sama emosi, ada baiknya untuk saling berdiam diri dulu, jangan komunikasi dulu agar bisa introspeksi, lalu setelah masing masing dari kami sudah tidak emosi, barulah membicarakan permasalahannya, dan mencari jalan keluar yang terbaik.
2.      Tips-tips agar hubungan pernikahan tetap langgeng atau harmonis adalah tetap saling percaya satu sama lain, dan menjaga komunikasi dengan baik, dan yang terakhir serahkan kepada Allah, berdoa kepada Allah agar menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah.

Kesimpulan dari wawancara yang saya lakukan adalah jangan emosi dalam menghadapi setiap masalah, karena emosi tidak akan membuat masalah selesai, jika sama-sama emosi malah akan memperburuk suasana. Jadi, ketika ada masalah atau konflik sebaiknya dibicarakan ketika sudah sama-sama tidak merasakan emosi. Tips agar pernikahan berlangsung langgeng dan harmonis juga harus saling percaya satu sama lain, karena jika tidak percaya malah akan menimbulkan konflik-konflik yang akan membuat hubungan pernikahan menjadi tidak sehat, maka dari itu harus saling percaya dan tetap saling komunikasi, meskipun hubungan pernikahan sudah lama tapi komunikasi tetap harus dilakukan, agar tetap menjadi keluarga yang harmonis, satu lagi tidak lupa juga untuk menyerahkan seluruhnya kepada Allah SWT dan berdoa untuk keselamatan keluarga.