1. Konsep
dasar pandangan Humanistik-Eksistensial
Untuk banyak orang,
pandangan humanistik-eksistensial sangat bersifat intuitif dan mengemukakan
pandangan yang jauh lebih positif tentang manusia dibandingkan dengan
pandangan-pandangan lain. Tetapi, para kritikus mengemukakan bahwa pendekatan
humanistic-eksistensial memiliki dua masalah yang sangat penting. Masalah
pertama adalah banyak dari konsepnya yang sangat penting, seperti aktualisasi
diri, tidak jelas, dan tidak dapat diukur. Karena konsep-konsepnya tidak dapat
diukur, maka teori tersebut tidak dapat diuji, dan suatu teori yang tidak dapat
diuji bernilai terbatas. Tetapi, para humanis dan eksistensialis tidak terusik
oleh adanya bukti ilmiah karena pengalaman pribadi mereka sendiri meneguhkan
teori tersebut.
Masalah kedua adalah
para ahli teori humanistic-eksistensial tidak mengembangkan suatu teori yang
luas tentang tingkah laku abnormal. Banyak perhatian mereka dipusatkan pada
kecemasan umum atau depresi yang dialami oleh orang-orang yang relatif normal
tetapi mereka tidak secara sistematis berbicara mengenai gangguan-gangguan yang
spesifik atau gangguan-gangguan yang lebih berat.
Pandangan
humanistic-eksistensial perlu diketahui karena pandangan tersebut berlawanan
atau bertolak-belakang dengan pandangan-pandangan lain. Tetapi karena pandangan
humanistic-eksistensial tidak diterapkan dalam sejumlah tingkah laku abnormal
dan tidak pernah diuji secara empiris, maka dalam uraian selanjutnya perhatian
terhadap pandangan ini adalah kurang dibandingkan dengan pandangan-pandangan
lain.
2.
Unsur-unsur Terapi
Tujuan terapi
humanistik-eksistensial adalah membantu penderita supaya ia memperoleh atau
menemukan kemanusiaannya yang hilang. Dengan kata lain, terapis
eksistensial-humanistik membantu memperluas kesadaran dari penderita, dan
karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya yakni menjadi bebas dan
bertanggungjawab terhadap arah hidupnya sendiri.
Peran terapis adalah
membantu penderita agar ia menyadari keberadaannya di dunia ini.
3.
Teknik-teknik Terapi
Terapi-terapi
psikodinamik cenderung memusatkan perhatian pada proses-proses tak sadar,
seperti konflik-konflik internal yang terletak di luar kesadaran. Sebaliknya,
terapi-terapi humanistik-eksistensial memusatkan perhatian pada
pengalaman-pengalaan sadar. Terapi-terapi humanistik-eksistensial juga lebih
memusatkan perhatian pada apa yang dialami pasien pada masa masa sekarang “di
sini dan kini” dan bukan pada masa lampau. Tetapi, ada juga kesamaan-kesamaan
antara terapi-terapi psikodinamik dan terapi-terapi humanistik-eksistensial,
yakni kedua-duanya menekankan bahwa peristiwa-peristiwa dan perasaan-perasaan
individu sekarang, dan kedua-duanya juga berusaha memperluas pemahaman diri dan
kesadaran diri pasien.
Sumber:
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius
Sumber:
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius
No comments:
Post a Comment