Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Ribuan pulau yang ada di Indonesia menghasilkan keaneka
ragaman budaya yang membuat Indonesia kaya akan kebudayaan. Oleh karena itu masyarakat
Indonesia berkewajiban untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan-kebudayaan
yang ada agar tidak punah dan tidak diakui oleh negara lain.
Indonesia kaya akan kebudayaan, sebagai
contoh warisan budaya yang mendunia dan sudah tidak asing didengar masyarakat
Indonesia adalah Reog Ponorogo, Batik,
Angklung dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini, penulis akan membahas salah
satu warisan budaya Indonesia, yaitu Angklung.
Angklung adalah alat musik bernada
ganda yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat sunda di Jawa Barat.
Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan. Sejarah
Angklung adalah Angklung merupakan instrumen yang memiliki fungsi ritual
keagamaan. Konon fungsi utama angklung adalah sebagai media untuk mengundang
Dewi Sri (dewi padi/kemakmuran) untuk turun ke bumi dan memberikan kesuburan
bagi tanaman. Mereka menggunakan tritonik (tiga nada angklung), tetra tonik
(empat nada angklung) dan pentatonik (lima nada angklung). Angklung juga terdaftar
sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nobendawi Manusia dan UNESCO sejak
November 2010.
Guna melestarikan salah satu warisan
budaya sunda, yakni angklung, di Bandung terdapat sebuah lembaga pelestarian
budaya yang diberi nama Saung Angklung Mang Udjo.
Saung
Angklung Udjo (SAU) adalah salah satu lokakarya budaya yang terdiri dari:
tempat kinerja pusat kerajinan bambu, dan workshop instrumen bambu. Selain itu SAU
mempunyai tujuan sebagai laboraturium pendidikan dan pusat pelatihan untuk
melestarikan budaya Sunda – Angklung khususnya.
Didirikan
pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya tercinta Uum Sumiati, dengan
tujuan yang kuat dan dedikasi untuk melestarikan seni danbudaya tradisional
Sunda. SAU mengilustrasikan alam dan budaya dalam keharmonisan, tidak ada yang
heran SAUmenjadi tujuan nyata di mana orang bisa mengalami budaya Sunda sebagai
bagian dari warisan dunia.
SAU tidak terbatas pada hanya
menjual seni pertunjukkan saja, berbagai produk alat musik bambu tradisional seperti angklung, arumba,
calung dan lainnya dibuat dan dijual kepada para pembeli. Biasanya alat musik
bambu tradisional yang dijual di SAU dibeli oleh banyak sekolah atau
universitas di Bandung. Disamping suasana pertunjukan angklung yang rutin dilakukan
setiap sore, SAU telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang
dilakukan pada pagi atau siang hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas
dilakukan di lokasi SAU saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai
tempat baik di dalam maupun luar negeri.
Art
Performances
Internal
Performances
·
Afternoon Bamboo Show
Acara ini dikemas
dengan beberapa pertunjukan spektakuler pendek, berisi: demonstrasi wayang
golek, traditional dances, angklung orkestra, angklung interaktif, dan angklung
yang dimain kan oleh pemula. Pada akhir acara, para pengunjung diminta
bergabung dengan anak-anak untuk tampil menari bersama-sama.
·
Half Day at SAU
Memulai hari dengan
mengelilingi kompleks SAU untuk mengetahui kisah SAU dari awal sampai akhir,
diikuti dengan belajar membuat angklung bersama dengan pengrajin bambu
berbakat, kemudian menonton pertunjukan bambu Kaulina Urang Lembur di Karesmen
Bale, dan pada sore hari semua peserta makan ala kampung sunda di halaman
belakang. Pada akhir program, setiap orang menulis kesan atau pengalaman indah
di SAU, tidak lupa juga kritik dan sarannya.
·
Workshop SAU
Melalui program ini,
para peserta berkesempatan untuk membuat angklung untuk dibawa pulang sebagai
souvenir.
The External Performances
·
Iwung (Interaktif)
Menampilkan kinerja
angklung interaktif bersama penonton, semua suara harmoni angklung akan
ditampilkan, memainkan lagu-lagu populer, dan juga akan diberikan angklung
sebagai souvenir.
·
AWI (Interaktif dan Orkestra)
Angklung Orkestra bisa
sangat emosional karena melewati filosofi angklung sebagai alat integritas yang
menimbulkan semangat patriotik.
·
Arumba (The Rhythm of Bamboo)
Ini adalah bentuk yang
baru dari alat musik bambu yang mengesankan. Memainkan beberapa genre musik
dari tradisional, klasik, hingga kontemporer dan formatnya hanyalah seperti
band biasa.
·
Sundanesse Performances
Menampilkan pertunjukan seni dan
budaya sunda yang eksotis, dari rampak kendang, calung cilik, prosesi upacara,
dan kegiatan sunda lainnya.
Pada
bulan Agustus tahun 2000 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung, SAU mengadakan
konser kolaborasi dengan penyanyi cilik, Sherina. SAU mempunyai banyak
prestasi, SAU sudah sering mengikuti
pertunjukkan kesenian angklung di luar negeri, dan tanpa disadari SAU telah
mengenalkan salah satu budaya Indonesia kepada orang asing. Dengan adanya SAU
ini, seni dan budaya Indonesia, khususnya angklung bisa dikenali oleh orang
asing bahwa angklung adalah kebudayaan milik Indonesia,
dan menjadi warisan kebudayaan yang mendunia. Kita sebagai masyarakat Indonesia
patut mengacungkan jempol kepada lembaga-lembaga yang menampilkan kebudayaan
Indonesia hingga ke luar negeri, dan juga kita harus bangga pada kebudayaan
Indonesia yang sangat banyak, karena tidak semua negara kaya akan kebudayaan
seperti Indonesia.
Sumber:
No comments:
Post a Comment