Contoh kasus tentang
perilaku dari diri saya yang ingin saya ubah adalah sifat saya yang malas untuk
bangun pagi. Ada beberapa hal atau tahap untuk mengubah diri saya ini.
Pertama adalah
meningkatkan control diri, caranya adalah dengan mengendalikan diri sebagai
perilaku yang dipelajari. Saya harus bisa mengendalikan diri saya agar bisa
bangun pagi dan mengetahui konsekuensi apa yang akan saya dapatkan jika saya malas bangun pagi, banyak
konsekuensi yang muncul apabila malas bangun pagi, misalnya saya akan terlambat
kuliah, apabila saya sudah terlambat kuliah maka saya akan ketinggalan mata kuliah dan ilmunya, dan itu akan membuat
saya rugi. Maka dari itu saya sangat ingin mengubah perilaku saya yang satu
ini.
Kedua adalah menetapkan
tujuan, menetapkan tujuan terdiri dari mendefinisikan perilaku sasaran dan
menetapkan tujuan yang dapat dicapai. Pertama, mendefinisikan perilaku sasaran,
saya harus menargetkan perilaku yang menjadi sasaran saya, yaitu tidak malas
bangun pagi. Dan yang kedua, menetapkan tujuan yang dapat dicapai, maka saya
harus membuat program perbaikan untuk
diri saya agar saya tidak malas bangun pagi dengan tujuan agar saya tidak
terlambat dalam menjalani aktifitas.
Ketiga adalah
pencatatan perilaku, dengan cara measure of the duration or amount of time
invested in the behavior (mengukur durasi atau waktu ketika melakukan sesuatu),
yang membuat saya malas bangun pagi mungkin dikarenakan saya yang merasa kurang
jam tidunya, maka dari itu saya harus dapat mengatur waktu tidur dan watu bangun
tidur saya agar saya tidak merasa malas bangun pagi.
Keempat adalah
menyaring antiseden perilaku, karena saya ingin menghilangkan perilaku saya
yang malas bangun pagi, maka saya harus mengurangi antisenden tersebut.
Kelima adalah menyusun
konsekuensi yang efektif, seperti yang sudah saya sebutkan di atas, hal yang
membuat saya malas bangun pagi kemungkinan besar karena pada malamnya saya
tidur terlalu larut sehingga hanya tidur sebentar, dan konsekuensi yang akan
saya dapatkan adalah terlambat solat subuh, dan terlambat kuliah. Maka dibutuhkan
reinforcers, ada reinforcers positif dan reinforcers negatif. Reinforcer
positif adalah yang memperkuat perilaku
yang diberikan langsung, jika saya tidak malas bangun pagi, dan
reinforce negatif terdiri dari mengurangi atau menghilangkan stimulus yang
tidak menyenangkan, apabila saya malas bangun pagi maka akibatnya saya akan
terlambat kuliah dan jika terlambat kuliah saya akan merasa panic dan cemas.
Cemas adalah stimulus yang tidak menyenangkan.
Keenam adalah perencanaan
yang efektif. Agar saya dapat berhasil dan lancer mengubah perilaku yang ingin
saya hilangkan tersebut maka saya juga harus konsisten dengan segala rencana
yang sudah saya susul di awal.
Ketujuh adalah
evaluasi. Jika saya melakukan rencana
saya dengan sungguh-sungguh dan usaha yang cukup maka saya akan mendapatkan
hasil yang saya inginkan, sebaliknya, jika saya malas melakukan rencana yang
saya inginkan maka perubahan dalam diri saya itu tidak akan terwujud, dan tidak
ada perubahan.
No comments:
Post a Comment