Sunday, April 12, 2015

Tugas Psikoterapi (3E)

1. Konsep dasar pandangan Berne tentang perilaku
Metode analisis transaksional muncul sekitar tahun 1950-an, dari pengakuan seorang pasien. Analisis transaksional (suatu istilah yang digunakan untuk seluruh sistem terapi Berne dan suatu tahap analisis psikoterapeutik) mulai menganalisis pasien menurut tahap-tahap ini: (1) analisis struktural, (2) analisis transaksional yang pantas, (3) analisis permainan, (4) analisis tulisan, dan (5) kontrol sosial.
2. Unsur-unsur terapi
Pendekatan terapi analisis transaksional adalah untuk mendorong orang menjadi otonom. Menekankan pada stpontanitas, kedekatan langsung dengan orang lain dan meningkatkan kesadaran akan kenyataan. Tujuan Berne ialah untuk mensistesiskan gagasan-gagasannya, dengan menggunakan istilah-istilah yang dapat dipahami, sehingga klien dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengorganisasikan arah penanganannya sendiri. Tinjauan teoritik tentang analisis transaksional dikaitkan dengan suatu endekatan yang mengaitkan internal (intrapsikis) dengan interpersonal dan relasional. Pada intinya, makna analisis transaksional adalah untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping) dan mengatur (regulatory) situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan nyata.
3. Teknik-teknik terapi
Pasien mulai dengan tahap analisis struktural, sadar akan tahap ego yang menyusun dan menemukan fenomenologi kepribadian. Ketiga tahap ego antara lain: (1) orangtua: tahap menyerupai figure orangtua, (2) dewasa: masa kematangan di mana seseorang menghadapi dan menghargai otonomi realitas, atau menghadapi dunia apa adanya, (3) anak: masa menyerupai seorang anak, atau masa di mana muncul perilaku kekanakan, atau tindakan arkais. Tahap analisis transaksional cocok digunakan dalam pertemuan sosial yang disebut transaksional, yaitu pertemuan dua atau lebih individu. Orang pertama menciptakan stimulasi transaksional; orang kedua (yang menjawab) menghasilkan suatu respons transaksional. Transaksi menjadi saling melengkapi ketika responden bereaksi sesuai dengan yang diharapkan, yang berarti juga membiarkan hubungan sosial berjalan lancer. Sebaliknya, ia bisa menjadi transaksi menyilang atau penganggu komunikasi seperti transaksi-transaksi yang menyebabkan keterpisahan/perceriaian.

Sumber:
Smith, Linda., Raeper, William. (2000). Ide-ide filsafat dan agama, dulu dan sekarang. Yogyakarta: Kanisius.
Nalsaban, Ladidlaus. Para psikolog terkemuka dunia: riwayat hidup, pokok pikiran, dan karya. Jakarta: Grasindo
R, Albert., J Gilbert. (2008). Buku pintar pekerja sosial. Jakarta: Gunung Mulia

No comments:

Post a Comment