Friday, October 26, 2012

IP Versi 4


Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang ada di seluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnetmask jaringan kedalam dua buah bagian yaitu :

  • Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan secara khusus untuk mengidentifikasi alamat jaringan dimana host berada. Jika semua Node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadi error yang disebut routing error. Semua sistem didalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama pula. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255

  • Host Identifier/HostID atau Host Address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan dimana host berada.

Jenis-jenis alamat
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
  • Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
  • Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
  • Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Kelas Alamat IP
Oktet pertama
(desimal)
Oktet pertama
(biner)
Digunakan oleh
Kelas A
1–126
0xxx xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala besar
Kelas B
128–191
10xx xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
Kelas C
192–223
110x xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
Kelas D
224–239
1110 xxxx
Alamat multicast (bukan alamat unicast)
Kelas E
240–255
1111 xxxx
Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)

·         Kelas A

·         Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

·         Kelas B

·         Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

·         Kelas C

·         Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.

·         Kelas D

·         Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.

·         Kelas E

·         Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Kelas Alamat
Nilai oktet pertama
Bagian untuk Network Identifier
Bagian untuk Host Identifier
Jumlah jaringan maksimum
Jumlah host dalam satu jaringan maksimum
Kelas A
1–126
W
X.Y.Z
126
16,777,214
Kelas B
128–191
W.X
Y.Z
16,384
65,534
Kelas C
192–223
W.X.Y
Z
2,097,152
254
Kelas D
224-239
Multicast IP Address
Multicast IP Address
Multicast IP Address
Multicast IP Address
Kelas E
240-255
Dicadangkan; eksperimen
Dicadangkan; eksperimen
Dicadangkan; eksperimen
Dicadangkan; eksperimen
·         Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas. Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat yang dibuat tanpa memedulikan kelas disebut juga dengan classless address.

Sumber:
 http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_4
 http://www.andisyam.web.id/2011/07/ip-address-versi-4.html

Warisan Kebudayaan yang Mendunia


                     

            Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Ribuan pulau yang ada di Indonesia menghasilkan keaneka ragaman budaya yang membuat Indonesia kaya akan kebudayaan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia berkewajiban untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan-kebudayaan yang ada agar tidak punah dan tidak diakui oleh negara lain.
            Indonesia kaya akan kebudayaan, sebagai contoh warisan budaya yang mendunia dan sudah tidak asing didengar masyarakat Indonesia adalah Reog  Ponorogo, Batik, Angklung dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini, penulis akan membahas salah satu warisan budaya Indonesia, yaitu Angklung.
            Angklung adalah alat musik bernada ganda yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat sunda di Jawa Barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan. Sejarah Angklung adalah Angklung merupakan instrumen yang memiliki fungsi ritual keagamaan. Konon fungsi utama angklung adalah sebagai media untuk mengundang Dewi Sri (dewi padi/kemakmuran) untuk turun ke bumi dan memberikan kesuburan bagi tanaman. Mereka menggunakan tritonik (tiga nada angklung), tetra tonik (empat nada angklung) dan pentatonik (lima nada angklung). Angklung juga terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nobendawi Manusia dan UNESCO sejak November 2010.
            Guna melestarikan salah satu warisan budaya sunda, yakni angklung, di Bandung terdapat sebuah lembaga pelestarian budaya yang diberi nama Saung Angklung Mang Udjo.
Saung Angklung Udjo (SAU) adalah salah satu lokakarya budaya yang terdiri dari: tempat kinerja pusat kerajinan bambu, dan workshop instrumen bambu. Selain itu SAU mempunyai tujuan sebagai laboraturium pendidikan dan pusat pelatihan untuk melestarikan budaya Sunda – Angklung khususnya.
Didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya tercinta Uum Sumiati, dengan tujuan yang kuat dan dedikasi untuk melestarikan seni danbudaya tradisional Sunda. SAU mengilustrasikan alam dan budaya dalam keharmonisan, tidak ada yang heran SAUmenjadi tujuan nyata di mana orang bisa mengalami budaya Sunda sebagai bagian dari warisan dunia.
            SAU tidak terbatas pada hanya menjual seni pertunjukkan saja, berbagai produk alat musik  bambu tradisional seperti angklung, arumba, calung dan lainnya dibuat dan dijual kepada para pembeli. Biasanya alat musik bambu tradisional yang dijual di SAU dibeli oleh banyak sekolah atau universitas di Bandung. Disamping suasana pertunjukan angklung yang rutin dilakukan setiap sore, SAU telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas dilakukan di lokasi SAU saja, tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik di dalam maupun luar negeri.
Art Performances
Internal Performances
·         Afternoon Bamboo Show
Acara ini dikemas dengan beberapa pertunjukan spektakuler pendek, berisi: demonstrasi wayang golek, traditional dances, angklung orkestra, angklung interaktif, dan angklung yang dimain kan oleh pemula. Pada akhir acara, para pengunjung diminta bergabung dengan anak-anak untuk tampil menari bersama-sama.
·         Half Day at SAU
Memulai hari dengan mengelilingi kompleks SAU untuk mengetahui kisah SAU dari awal sampai akhir, diikuti dengan belajar membuat angklung bersama dengan pengrajin bambu berbakat, kemudian menonton pertunjukan bambu Kaulina Urang Lembur di Karesmen Bale, dan pada sore hari semua peserta makan ala kampung sunda di halaman belakang. Pada akhir program, setiap orang menulis kesan atau pengalaman indah di SAU, tidak lupa juga kritik dan sarannya.
·         Workshop SAU
Melalui program ini, para peserta berkesempatan untuk membuat angklung untuk dibawa pulang sebagai souvenir.

The External Performances              
·         Iwung (Interaktif)
Menampilkan kinerja angklung interaktif bersama penonton, semua suara harmoni angklung akan ditampilkan, memainkan lagu-lagu populer, dan juga akan diberikan angklung sebagai souvenir.
·         AWI (Interaktif dan Orkestra)
Angklung Orkestra bisa sangat emosional karena melewati filosofi angklung sebagai alat integritas yang menimbulkan semangat patriotik.
·         Arumba (The Rhythm of Bamboo)
Ini adalah bentuk yang baru dari alat musik bambu yang mengesankan. Memainkan beberapa genre musik dari tradisional, klasik, hingga kontemporer dan formatnya hanyalah seperti band biasa.
·         Sundanesse Performances
Menampilkan pertunjukan seni dan budaya sunda yang eksotis, dari rampak kendang, calung cilik, prosesi upacara, dan kegiatan sunda lainnya.
Pada bulan Agustus tahun 2000 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung, SAU mengadakan konser kolaborasi dengan penyanyi cilik, Sherina. SAU mempunyai banyak prestasi, SAU sudah sering  mengikuti pertunjukkan kesenian angklung di luar negeri, dan tanpa disadari SAU telah mengenalkan salah satu budaya Indonesia kepada orang asing. Dengan adanya SAU ini, seni dan budaya Indonesia, khususnya angklung bisa dikenali oleh orang asing bahwa angklung adalah kebudayaan milik Indonesia, dan menjadi warisan kebudayaan yang mendunia. Kita sebagai masyarakat Indonesia patut mengacungkan jempol kepada lembaga-lembaga yang menampilkan kebudayaan Indonesia hingga ke luar negeri, dan juga kita harus bangga pada kebudayaan Indonesia yang sangat banyak, karena tidak semua negara kaya akan kebudayaan seperti Indonesia.

Sumber:

Bullying



            Bullying adalah kekerasan atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan verbal atau ancaman, serangan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu. Hal ini mungkin terjadi atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kekuatan.
            Bullying bisa terjadi dalam konteks di mana manusia berinteraksi satu sama lain, seperti sekolah, tempat ibadah, keluarga, tempat kerja, rumah, dan lingkungan. Bullying bisa terjadi antara kelompok-kelompok sosial, kelas sosial, dan bahkan antar negara.
                Jenis-jenis bullying dimasukkan dalam 3 kelompok besar:
1.     *   Physical Abuse (penganiayaan fisik), adalah jenis bullying yang langsung menyerang fisik target dan biasanya meninggalkan bekas luka, baik permanen maupun  temporer. Contohnya seperti: pemukulan, penikaman, perkelahiran, dan menampar.
2.    * Verbal Abuse (penganiayaan verbal), adalah jenis bullying yang dilakukan oleh mulut dalam bentuk perkataan. Tidak menyakiti fisik, namun menusuk perasaan dan hati target bullying sehingga mengakibatkan emotional drops. Contohnya seperti: mengolok nama orangtua dan tempat tinggal atau asal target tinggal.
3.     * Physchology Abuse (penganiayaan psikologis), adalah jenis bullying yang terburuk diantara yang lainnya. Batin target bullying bisa seketika merasakan tertekan dan tersakiti secara mendalam. Contohnya seperti: memfitnah, menyebar gossip, rasisme, mempermalukan target depan umum.
Berdasarkan banyaknya kasus bullying di Indonesia saat ini, penulis akan membahas satu contoh kasus bullying yang sering terjadi di Indonesia, yaitu pada saat MOS (Masa Orientasi Siswa). MOS diperuntukkan untuk mahasiswa atau siswa baru yang sebenarnya bertujuan untuk memperkenalkan sekolah atau universitas yang akan dituju. Tetapi saat ini tujuan utama diadakannya MOS sering disalah gunakan oleh panitia MOS yang beranggotakan seniornya sendiri.
Seperti kasus  bullying di sekolah, sebut saja sekolah A. Pada saat tahun ajaran baru, seperti biasa sekolah tersebut mengadakan MOS yang panitianya merupakan siswa siswa atau dapat dikatakan kakak kelas bagi siswa atau mahasiswa baru di sekolah A. Mereka memperlakukan murid baru tidak seharusnya bahkan dapat dikatakan melewati batas, seperti melakukan kekerasan fisik atau menghina peserta MOS yang tidak seharusnya diperlakukan seperti itu. Dalam suatu kasus mungkin ada beberapa peserta MOS yang membuat kesalahan, tapi tidak sewajarnya dihukum dengan kekerasan fisik atau perkataan yang tidak sewajarnya.Sebagai contoh pada kegiatan MOS, para peserta diwajibkan membawa makanan teka teki dan ada beberapa peserta yang salah membawa makanan. Lalu panitia MOS langsung menghajar peserta tersebut, atau juga murid baru tidak mempunyai kesalahan sama sekali, kakak kelasnya langsung menghajar.
Tanggapan penulis dari pembahasan di atas adalah, tidak seharusnya kakak kelas memperlakukan murid baru seperti itu, karena kesalahan yang kecil tidak seharusnya dihukum dengan cara kekerasan. Banyak sekali efek dari kekerasan, bisa jadi luka luka, lalu bisa juga anak itu merasa sakit hati yang teramat dalam, trauma, kehilangan kontrol emosi, malas sekolah, menjadi penyendiri, gangguan jiwa serta stress berkepanjangan, dan yang paling parah adalah bunuh diri. Tindakan bullying adalah tindakan yang sudah melampaui batas moral seseorang dan harus diberantas bersama-sama. Sadar atau tidak, mungkin saja kita menjadi korban bullying atau secara tidak langsung telah melakukan tindakan bullying tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran masing-masing individu dan introspeksi diri.
Saran dari penulis mengenai pembahasan bullying yang sekarang sering terjadi, khususnya di lingkungan sekolah atau universitas, para guru pembimbing atau  penanggung jawab acara MOS selalu mendampingi kelangsungan acara tersebut guna meminimalisir terjadinya tindak bullying yang dilakukan oleh panitia. Selain itu, ditekankan pula bahwa tujuan utama dari adanya acara MOS adalah untuk memperkenalkan sekolah atau universitas tempat menuntut ilmu tanpa adanya unsur bullying di dalamnya.